Salamat Datang Di Blog Desa Jatijejer Trawas Mojokerto

Profil Wilayah Desa

Profil Wilayah Desa Jatijejer Trawas Mojokerto

Peta Desa

Peta Desa Jatijejer Trawas Mojokerto

Sabtu, 09 Februari 2019

Gubuk Cemara


Melimpahnya tanaman bambu di pedesaan, sepertinya membuat Mahasiswa/i KKN Pencerahan tahun 2019 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo terpacu untuk membuat destinasi wisata. Hasilnya, mereka membuat sebuah gubuk di Hutan Raos, yang diberi nama “Gubuk Cemara”

 Tahap awal, ditentukan lokasi ideal untuk digarap bersama kepala dusun tangkep dan pengelola hutan raos. Lokasinya tidak jauh dari pintu masuk hutan raos. Setelah itu, Mahasiswa KKN melakukan bersih-bersih lahan yang akan dibangun gubuk.
Pada hari Minggu, 27 Januari 2019 Mahasiswa KKN bersama Karang Taruna Dusun Tangkep Jatijejer mulai membangun gubuk tersebut. Dengan semangat mereka bergotong-royong dalam membangun gubuk cemara tersebut agar selesai tepat waktu. Alhamdulillah, pembuatan gubuk berjalan lancar dan selesai tepat waktu.

Setelah selesai dibangun, gubuk dibersihkan agar terlihat lebih indah. Tak lupa disekelilingnya ditanami bunga-bunga untuk mepercantik gubuk cemara serta dipasang papan nama di depannya. Pengunjung bisa menikmati keindahan hutan raos sambil bersantai di gubuk cemara.

Proses pembangunan tahap awal 

Proses pembangunan gubuk dibantu karang taruna

Membersihkan gubuk cemara
Pembangunan tahap akhir : pemasangan papan nama






Peninggalan Sejarah Watu Lumpang di Hutan Raos

Watu Lumpang (Batu Berlubang) merupakan peninggalan zaman pra sejarah yang digunakan sebagai tempat pemujaan arwah nenek moyang. Tidak sedikit warga yang mengunjungi Watu Lumpang itu untuk melaksanakan ritual. Biasanya, mereka meminta keselamatan, keberkahan, dan turun hujan. Hal itu terlihat banyaknya sesaji bekas ritual setiap hari-hari tertentu. 

watu lumpang di desa jatijejer sendiri terletak di hutan raos dan situs watu lumpang kini di jaga baik oleh warga sekitar sebagai bentuk penghormatan warga sekitar pada sejarah 
watu lumpang di hutan raos ini konon katanya memiliki cerita mistis tersendiri , ketika itu ada seorang warga yang ingin memindahkan watu lumpang ke suatu tempat, setelah berhasil di pindahkan keesokan harinya watu lumpang kembali lagi ke tempat semula.

Wisata Hutan Raos


Liburan ke tempat yang sejuk dan teduh tentu merupakan pilihan tepat karena bisa menghilangkan penat. Jika destinasi memiliki udara yang segar, maka liburan pun menjadi semakin menyehatkan. Khususnya bagi mereka yang berdomisili atau berlibur ke trawas, destinasi yang menawarkan kesejukan, keteduhan, dan kesegaran udara seperti itu bisa dengan mudah dijumpai. Salah satunya adalah Raos.
Berlokasi di jalan Goa Gembyang dusun tangkep Desa Jatijejer Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto, Hutan Raos mempunyai keindahan alam yang menyejukkan mata dan jiwa. Setiap kali melintasi jalan setapak kita akan melihat banyak sekali pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi. Tak hanya itu saja, disana juga terdapat banyak bunga-bunga, tanaman toga dan pohon cemara. 
Pemandangan ke arah barat dan utara pun begitu terbuka yang menampilkan hamparan perbukitan di barat kota mojokerto


Di hutan raos juga terdapat peninggalan bersejarah yakni watu lumpang (batu berlubang), yang konon katanya mempunyai cerita mistis. Hutan raos juga menjadi salah satu akses jalan menuju goa putih yang sangat besejarah. Untuk menuju ke goa putih kira-kira membutuhkan waktu sekitar ±20 menit dengan berjalan kaki. Untuk jalannya menuju goa putih tidak terlalu curam jadi aman untuk pemula. Akan tetapi untuk menuju goa putih disarankan agar bersama pemandu warga sekitar.

Karena masih tergolong wisata baru, hutan raos belum banyak fasilitas umum seperti toilet, tempat parkir, dan spot foto selfi. Akan tetapi, untuk sekedar duduk sambil menikmati keindahan hutan raos kalian bisa bersantai di gubuk cemara. Gubuk cemara sendiri merupakan sebuah gazebo yang dibangun oleh Mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dibantu warga desa jatijejer dan Karang Taruna dsn. Tangkep Jatijejer.

Berikut ini foto-foto keindahan hutan raos..............

Pintu Masuk Hutan Raos
Jalan menuju Gubuk Cemara

Jalan menuju watu lumpang

Watu Lumpang


Pohon pinus di hutan raos

Goa Putih
Gubuk Cemara




Wisata Religi Goa Putih Tangkep bak "Istana Kedamaian" simbol Ketenangan Jiwa

Nama Dusun Tangkep di Desa Jatijejer Kecamatan Trawas ini mungkin terdengar aneh. Barangkali ini satu-satunya nama dusun paling unik di seluruh dunia hehehe..
Tangkep atau jika di bahasa Indonesiakan menjadi "tangkap" ini seakan menunjukkan kegarangan nya soal tangkap-menangkap. 

Menurut Mbah Kusen (80th-an); seorang lelaki yang telah lebih dari 20 tahun hidup dan tinggal di sebuah Goa dikenal dengan nama Goa Putih yang berada di dalam hutan nan sepi dan jauh dari perkampungan penduduk Tangkep (hanya dapat ditempuh dengan jalan kaki sekitar 10 menit dari Obis Camp melewati jalanan setapak, lumayan berkeringat sih tapi asik pemandangan alamnya).

Tangkep itu "Nangkep Kamurkan" (menangkap keangkara-murkaan) sebagaimana di gambarkan dalam kisah pertarungan antara Mahesa Suro yg merepresentasikan kejahatan (manusia berkepala kerbau) dan Subali Noto sebagai kebaikan, begitu sengitnya pertarungan itu Mahesa Suro di hajar di hempaskan ke tebing dan yang menang adalah 'kebaikan' artinya simbol keangkara-murkaan itu akhirnya berhasil di tangkap!!.

Goa Putih ini juga dikenal dengan sebutan Goa Selo Mertangkep sebagai tempat mendhito-nya (mundi2 toto) Subali Noto. Karena sebenarnya asal usul dusun Tangkep berasal dari Goa Putih ini.Kisah pertarungan itu yang meng"inspirasi" Mbah Radiman dan Mbah Samiyah memberi nama dusun ini. Beliau berdua adalah sepasang suami istri yg membabah alas dusun Tangkep, tinggalnya pun di Goa Putih ini.

Di jaman modern seperti sekarang inipun masyarakat Tangkep masih sering mendengar tapak dan suara kuda meringkik di sekitar jalanan menuju Goa Putih. Biasanya di Jumat Legi Joko Resi (putra Mbah Samiyah dan Mbah Radiman) mengunjungi orang tuanya di Goa Putih dengan mengendarai Kuda dari Gunung Jambe (anak gunung penanggungan berada di desa Kedungudi).

Mbah Radiman ini juga membabat alas di 2 dusun lainnya yaitu Dusun Saradan dan Mojodadi di desa Purworejo Kecamatan Pungging. Ini bisa dibuktikan dengan saluran air yang dibuat dari Sumber air di dusun Tangkep di alirkan ke 2 dusun tersebut. Padahal dusun Tangkep ini tidak berbatasan langsung dengan wilayah Kecamatan Pungging. Luar Biasa perjuangan Mbah Radiman dulu... 

Kabarnya di Mojodadi ada makam Mbah Radiman tapi menurut Mbah Kusen itu adalah petilasannya karena Jasad Mbah Radiman dan Mbah Samiyah ini Sirna begitu saja. Sehingga saya menduga kisaran masa hidup Mbah Radiman ini sebelum Kerajaan Majapahit atau di awal pemerintahan Majapahit. Karena kalo ada makam artinya era Islam mulai masuk di Majapahit dan itu di akhir menjelang keruntuhan Majapahit.
Mbah Kusen ini meyakini bahwa beliau mendapat bisikan suara alam untuk terus melestarikan peninggalan para leluhur dengan hidup dan tinggal di Goa Putih ini. Karena siapapun yang datang ke Goa Putih ini akan belajar Bangun Jiwa untuk mencari ketenangan hati.

Sedikit gambaran tentang Goa Putih ini bisa menampung 100 orang terbilang luas, sesuai namanya goa yg di dominasi batu2an yang melingkupinya ini berwarna putih. Kerenn khan.. kondisinya bersih dan nyaman banget. Saya sangat betah berlama-lama dengan suasananya sampai tak terasa waktu Maghrib tiba.
Tidak salah bila Mbah Kusen bilang Goa putih ini adalah "Istana Kedamaian", istana siapapun yang datang kesini karena bikin adem di hati.

Berikut ini foto-foto goa putih........

 Jalan menuju kedalam goa putih






Danramil dan Muspika Saksikan Pelantikan Perangkat Desa Jatijejer

MOJOKERTO, PETISI.CO – Dalam rangka pembinaan wilayah, Danramil 0815/17 Trawas Kodim 0815 Mojokerto Kapten Inf Suparno hadir dan menyaksikan pelantikan Sekretaris Desa Jatijejer, di Balai Desa Jatijejer Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto, Jumat (25/01/2019).
Pelantikan Rendy Almas Dewansyah (28) yang sebelumnya menjabat Kasi Kesejahteraan Desa Jatijejer menjadi Sekdes tersebut dilakukan Kades Jatijejer Ahmad Mujiono.  Dengan dilantiknya pejabat baru Sekdes, maka kekosongan Sekdes Jatijejer sudah terisi, karena pejabat sebelumnya yang merupakan Sekdes PNS sudah purna tugas.

Kades berpesan kepada Pejabat baru Sekdes untuk lebih bersemangat dalam membangun Desa Jatijejer.Dalam sambutannya, Kepala Desa Jatijejer Ahmad Mujiono mengatakan, pengangkatan salah satu Perangkat Desa yaitu Kasi Kesejahteraan untuk menjabat Sekretaris Desa menjadi wewenang Kepala Desa untuk mengisi kekosongan jabatan, karena Sekdes sebelumnya yang berstatus PNS sudah habis masa pengabdiannya atau sudah pensiun.
Setelah Pelantikan Sekdes Jatijejer ini, Pemerintah Desa Jatijejer akan membuka lowongan tiga jabatan perangkat desa yaitu Kasun Jatijejer, Kasi Pelayanan, dan Kasi Kemasyarakatan,” ujarnya.
Sementara Camat Trawas Drs. Agus Subyakto, M.Si, mengucapkan selamat atas jabatan baru yang semula Kasi Kesejahteraan, dan sekarang diangkat oleh Kepala Desa sebagai Sekretaris Desa. Pertimbangannya mengangkat Sdr. Rendy karena yang bersangkutan energik, cerdas dan semangat.
“Ini kewenangan penuh atau hak prerogatif Kepala Desa dan sudah sesuai aturan untuk mengangakat, melantik dan memberhentikan perangkatnya. Saya yakin Pejabat Sekdes yang baru mampu untuk melaksanakan tugas Sekdes ini sampai umur 60 tahun,” urainya.
Hadir dalam kegiatan, antara lain Kapolsek Trawas AKP Pujiono, SH., Babinsa, Bhabinkamtibmas, Ketua BPD, Ketua LPM, Perangkat Desa, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Mahasiswa Umsida Peserta KKN, dan Perwakilan Masyarakat Desa Jatijejer.
Saat di lokasi kegiatan, Danramil 0815/17 Trawas Kapten Inf Suparno, ketika dimintai pendapatnya enggan berkomentar.  Menurutnya, kehadirannya bersama Forpimka dalam kegiatan tersebut sebagai bagian dari pembinaan wilayah.(syim)

SUMBER : https://petisi.co/tag/jatijajar/

Tradisi Rebutan Ancak di Acara Ruwah Dusun Urung Urung Desa Jatijejer Trawas


Tradisi Rebutan Ancak di Acara Ruwah Dusun Urung Urung Desa Jatijejer Trawas

Mojokerto, SMN – Hampir seluruh kepala desa yang ada di trawas berkumpul di balai desa Jatijejer untuk menghadiri acara ruwah dusun pada hari kamis tanggal 4 mei 2017.acara juga dihadiri oleh Bapak Camat Iwan Abdillah, jajaran kepolisian dari polsek trawas.

Masyarakat dusun urung urung desa Jatijejer sebagian besar masih peduli pada pelaksanaan upacara upacara adat,mereka masih meyakini akan manfaat dari pelaksanaan upacara adat yang sudah terselenggara sejak zaman dahulu sehingga mereka masih melestarikan upacara upacara adat, salah satu upacara adat yang dilestarikan adalah upacara adat sedekah bumi. dalam acara sedekah bumi masyarakat dusun urung urungtelah menyajikan acara yang menarik.sekitar pukul 10.00 wib kirab ancak yang berjumlah 19 buah sudah mulai jalan keliling kampung.bahkan begitu antusiasnya dan seakan tidak mengenal lelah  rute yang seharusnya sudah sampai finish diperpanjang lagi lebih jauh menjangkau pelosok dusun.

19 ancak dibuat penuh kreatifitas oleh masing masing RT ada yang berbentuk burung garuda, naga bahkan kubah masjid. Setelah berkeliling dusun ancak dibawa ke balai desa Jatijejer.

“Inilah saat yang menarik perhatian saya karena ini berbeda dengan ruwah dusun lainnya karena ancak belum semua terkumpul sudah jadi rebutan masyarakat yang melihat prosesi ruwah ini dan hebatnya yang rebutan ancak bukan orang dusun urung urung melainkan orang luar dusun, ada semacam larangan bagi warga urung urung ikut berebut ancak menggambarkan bentuk sedekah itu untuk orang lain.” Ungkap Bpk Iwan Abdillah selaku camat trawas.

Dalam sekejap ancak ancak tersebut  sudah habis ludes hanya tertinggal kerangka ancak. Acara berjalan lancar dan terkendali karena adanya bantuan keamanan dari relawan Macan Putih Trawas.
Bapak kepala desa berharap dan berdo’a untuk masyarakat dusun urung urung semoga diberikan rahmat, keselamatan dan barokah sebagaimanado’a yang tujukan pada leluhur.(ful)

SUMBER : http://www.suaramedianasional.co.id/tradisi-rebutan-ancak-di-acara-ruwah-dusun-urung-urung-desa-jatijejer-trawas.html

Profil Wilayah Desa


Profil Wilayah Desa Jatijejer



Sekilas Tentang Profil Desa Jatijejer


 Jatijejer adalah sebuah desa di Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Dengan Luas desanya 461, 30 Ha.

- Beberapa Dusun yang ada di Jatijejer:

  1. Dusun Jatijejer
  2. Dusun Tangkep
  3. Dusun Urung-urung

- Jumlah penduduk di desa Jatijejer dalam laporan akhir tahun 2013 terdiri dari :
  Laki-laki      : 1.059 Jiwa
  Perempuan  : 1.046 Jiwa
  Jumlah         : 2.105 Jiwa

Secara geografis desa Jatijejer terletak pada posisi yang strategis karena merupakan jalur pariwisata kecamatan Trawas. Desa yang terdiri dari 3 dusun ini memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah.

    Dari hasil pertanian, misalnya desa Jatijejer selain menghasilkan tanaman pokok berupa padi juga menghasilkan ubi – ubian berupa singkong atau ketela pohon dan ketela rambat.
Penduduk desa Jatijejer sebagian besar bermata pencaharian sebagai buruh tani, baik laki-laki maupun perempuan.

         - Batas Wilayah

                a. Sebelah Utara    : Desa Purworejo
                b. Sebelah Timur    : Desa Seloliman
                c. Sebelah Selatan  : Desa Sukosari
                d. Sebelah Barat    : Desa Mojokembang